“Forgive, but not forget.”



Tapi beberapa orang mengatakan bahwa memaafkan tanpa melupakan adalah sia-sia. Gue sih nggak setuju. Nggak ada yang sia-sia dari setiap kata “maaf” yang kita ucapkan, karena memberi maaf artinya membuka kembali pintu silahturahmi. Namun, melupakan itu soal lain.

Memberi maaf buat gue sama artinya dengan memberi hadiah, meskipun hadiahnya nggak terlihat secara fisik. Sudah bagus diberi hadiah, masa masih minta hadiah tambahan berupa “lupa”? Ketika pernyataan maaf gue diterima, gue sudah cukup senang. Meminta orang lain melupakan kesalahan gue itu namanya “ngelunjak”…

Tapi, mengingat-ingat kesalahan orang lain juga nggak baik bagi diri sendiri sih. Gue lebih memilih untuk berdamai dengan kesalahan orang lain ketimbang melupakannya. Agak malas juga kalo ingat-ingat setiap peristiwa nggak menyenangkan yang gue alami, tapi gue memang nggak bisa ngelupain. Kalau gue lupain dan terjadi lagi, orang yang paling patut disalahin adalah diri gue sendiri: kok bodohnya kebangetan?

Memaafkan, tapi jangan pernah lupakan. Terserah kalau ada yang anggap gue pendendam, tapi gue nggak mau ngelupain karena penting buat gue untuk melindungi diri sendiri dari luka yang sama. Btw, gue bukan pendendam, karena gue nggak suka membalas perbuatan buruk orang lain. Itu baru dendam, menurut gue . Cukup nggak usah terlalu diingat-ingat juga, tapi sekaligus jadikan pembelajaran. Kalau nggak, kapan “pintarnya”?

I don’t believe that people change. Their needs might change, but not their basic personality.
Pada dasarnya, semua manusia (terlahir) baik, tapi kebutuhan dan lingkungannya mungkin mengubahnya: menjadi lebih baik atau memburuk. Apa pun itu, sifat dasarnya nggak akan pernah hilang.
Oh, satu lagi: meminta dan memberi maaf itu nggak bisa dipaksakan dan bukan hanya ritual setiap lebaran atau natal. Jadi nggak usah kesal kalau ada yang nggak mau memaafkan kita. Itu haknya. Dan toh kalau dia ingin memaafkan, nggak usah menunggu momen tertentu, bukan?


Selamat meneruskan keriaan lebaran. Maafkan seperlunya, dan kalau memang ingin memaafkan, lakukan dengan ikhlas - bukan karena harus. Maafkan kalau itu memang yang terbaik.


Maafkan, kalau cintamu kuat untuk menutupi semua kesalahan. Kalau nggak, ya nggak usah. Artinya, orang itu memang nggak terlalu penting untuk seterusnya ada dalam hidupmu. Nggak semua orang wajib dan harus menyertai sepanjang perjalanan hidup kan? Kata “maaf” itu berharga, karenanya mahal harganya dan nggak bisa diberikan sembarangan. Mahalnya mungkin hampir sepadan dengan cinta.

Semakin kita mencintai seseorang, semakin mudah memaafkannya dengan tulus. Sesederhana itu kok prinsipnya.


xoxo,

anjani.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: ERHA CLINIC / DERMATOLOGY - True Story

MY ACNE STORY

Review: Kutek Revlon (Revlon Nail Enamel) shades Granite & Moonlit Mauve