Thoughts (CHAPTER IV)

My source of happiness


Bahagia

gak melulu soal cinta,                         aku dan kamu bahkan ‘tidak menunjukkan tanda-tanda’ akan bersatu

gak melulu soal kesempurnaan,         materi atau fisik

gak melulu soal uang,                         gak ada uang, dunia tetep berputar

gak melulu soal orang tua lengkap,               anak yang orangtuanya sudah meninggal atau bahkan pisah pun bisa bahagia

gak melulu soal gadget baru,                         HP awal taun 2000-an bisa jadi koleksi antik

gak melulu soal liburan jauh keluar negeri,              diem dirumah juga bisa asik

gak melulu soal makanan layaknya food porn,          ibu kamu masih bisa masak makanan yang jauh lebih enak dan sehat

gak melulu soal relationship goals,                itu tergantung bagaimana seseorang menjalani hubungan mereka

gak melulu soal nonton konser sampe ke kutub utara,                     hedon gak kira-kira, lagu wajib sama lagu daerah sendiri malah gak hapal

gak melulu soal habisin uang buat kegiatan yang kita suka,             enjoy tapi itu bukan tujuan kamu diberi ‘kehidupan’

gak melulu soal kerja dari pagi ke pagi,                    uang setara dengan pengorbanan tapi mau sampai kapan gitu terus?

gak melulu soal fokus kejar impian,               kadang rumah debuan aja gak tau

gak melulu soal banyak followers,                 kalo ke hack juga ilang

gak melulu soal dianter jemput pake mobil sama cowok seganteng siapapun itu dan ternyata dia emang sayang sama kamu,                kamu udah sering begitu sama keluarga mu?

gak melulu soal status hubungan,                  status bukan indikator kebahagiaan

gak melulu soal kita lebih dari tetangga sebelah,     emang kamu tau kalo gak ada kamu mereka gimana?

gak melulu soal kemauan kita keturut,                      nuntut mulu kapan mau bersyukur?






Bahagia

juga gak harus sesederhana orang bijak bilang,

            makan gak makan, yang penting kumpul

salah banget,                          mana bisa kumpul doang makan angin?

awalnya bisa,  udahannya...

                        laper nih, cari makan yuk




Bahagia

gak bisa didefinisikan dengan kata-kata

dan lagipula,                           senang dan bahagia itu mirip kok...




Bahagia

katanya kalau menurut kamu,

            liat orang tua bilang mama papa bangga sama kamu, itu adalah bahagia


atau

katanya kalau menurut kamu,

            kamu bisa bahagiain orang-orang disekeliling kamu, itu bahagia


atau

mungkin definisi lainnya yang gak tercantum disini

sesederhana

            tubuh kalian masih berfungsi dengan baik saat ini

gadget kalian gak nge-hang saat ini

            kalian masih bisa ibadah saat ini

            orang tua kalian gak marah saat ini

atau yang lebih sederhana lagi

            kalian hidup di daerah yang masih terdengar kumandang adzan

                        bukan suara timah panas yang keluar dari sarangnya





           

jadi,

Bahagia

            cukup sulit kalau hanya didefinisikan dengan kata-kata



dan,

            bijaknya,

                        kalian dapat menemukan kebahagiaan kalian dimana saja

            bahkan

ditempat yang bisa tak terduga oleh kalian sebelumnya



tulisan ini

tidak ditulis dengan tujuan untuk menggurui

atau bahkan

untuk merubah pandangmu terhadap                                   bahagia dan sejenisnya



karena yang menulis ini pun tau,

bahagia itu                                                                  relatif

tiap ciptaan-Nya miliki versi tersendiri






Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: ERHA CLINIC / DERMATOLOGY - True Story

MY ACNE STORY

Review: Kutek Revlon (Revlon Nail Enamel) shades Granite & Moonlit Mauve